Curhat Neta: Tinjauan Puasa Ramadhan Dari Berbagai Sudut Pandang

Jumat, 11 Maret 2011

Tinjauan Puasa Ramadhan Dari Berbagai Sudut Pandang


اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
 لاَإِلَـٰهَ إِلاَّ اللهُ هُوَ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ الْعِيْدَ لِسَـائِرِالأَيَّامِ سَّـيِّدًا وَجَعَلَ سَـائِرَالْعِبَادِ مُكَبِّرًا حَامِدً مُسَبِّحًـاوَمُهَلِّلاً
 أَصْبَحَ رَاكِعًـاسَـاجِدًا مُتَضَرِّعًا
الصَّلاَةُ وَالسَّـلاَمُ عَلَى خَيْرِ الأَنَامِ شَفِيْعِ الْعَوَالِمِ مُحَمَّدٍ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ ( أَمَّابَعْدُ)
فَيَاعِبَـادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Kaum Muslimin rahimakumullah !
            Pada pagi hari yang cerah ini tiada untaian kata dan rangkaian kalimat yang patut kita ungkapkan sebelum segala sesuatunya, kecuali ucapan syukur Al-hamdulillah atas segala rahmat dan nikmatNya yang telah dianugrahkan kepada kita sekalian; baik berupa nikmat iman, nikmat Islam maupun nikmat sehat wal’afiat, sehingga sampai saat ini kita masih mampu untuk melaksanakan semua kewajiban dan seluruh aktivitas baik yang sifatnya vertical langsung kepada Allah maupun yang sifatnya horizontal, yaitu kewajiban antar sesama umat manusia.
Shalawat dan salam mudah-mudahan selalu tercurah kepada penunjuk jalan kita, baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dan menghantarkan kita kepada jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah diberi nikmat, dan bukan jalannya orang-orang yang dilaknat dan dimurkai Allah Subhanahu Wata’ala.

Kaum Muslimin rahimakumullah !
            Pada hari ini tanggla 1 Syawwal 1430 H, tiada gunung, bukit, ngarai, tebing dan celahan batu yang tidak terpenuhi oleh gemuruh takbir, tahlil, tasbih dan tahmid yang dikumandangkan oleh umat Islam dari seluruh penjuru dunia, baik mereka yang tinggal di ujung masyrik sampai mereka yang tinggal diujung maghrib, semenjak terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan. Yaitu bulan yang penuh dengan magfirah dan rahmat (ampunan dan kasih sayang) Allah, bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an, bulan yang didalamnya dibuka semua pintu surga dan tutupnya semua pintu nereka serta dikekangnya semua syetan dan sebangsanya. 
            Hari ini adalah hari raya umat Islam di seluruh penjuru dunia, hari yang penuh keagungan dengan tebaran rahmat, magfirah dan anugrahNya. Dan pada hari ini Allah SWT menginginkan kita sekalian, menginginkan seluruh umat Islam merasakan bahagia dan suka-cita yang mendalam, baik lahir maupun bathin; sehingga Dia mengharamkan seluruh umat-Nya untuk berpuasa pada hari ini.
Saba Rasulullah SAW :
فَرْحَتَانِ لِلصَّائِمِ ، فَرْحَةٌ عِنْدَ الْفُطُوْرِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّـهِ
“Ada dua kebahagiaan bagi orang yang berpuasa : pertama, kebahagian ketika ia berbuka puasa dan kedua, kebahagian ketika ia berjumpa dengan tuhannya”.
Dan kita semua tentunya berharap, mudah-mudahan puasa yang telah kita laksanakan selama bulan Ramadhan karena iman kepada Allah dan karena mengharapkan keridhoanNya. Puasa tersebut mudah-mudahan akan menjumpakan kita, mempertemukan kita dengan Allah SWT dan menghantarkan kita kedalam surga yang telah dijanjikannya melalui pintu Rayyan.  

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd !
Kaum Muslimin rahimakumullah !
            Hari ini adalah hari yang penuh dengan sejuta harapan bagi kita sekalian, harapan menjadi orang-orang yang menang melawan lapar dan dahaga, dan harapan menjadi orang-orang yang menang mengendalikan hawa nafsunya, serta harapan menjadi orang-orang yang kembali kepada kesucian setelah melaksanakan puasa selama bulan Ramadhan yang baru saja berlalu dari kita sekalian.
            Dari puasa Ramadhan yang baru saja kita lakukan karena iman kepada Allah dan karena mengharapkan keridhoanNya, kita tidak hanya mendapatkan maghfirah dan rahmat (ampunan dan kasih sayang) Allah, melainkan banyak hikmah yang kita dapatkan darinya jika kita melihatnya melalui berbagai sudut pandang dan kaca mata kehidupan :
1. Puasa Ramadhan jika ditinjau melalui sudut pandang Aqidah.
    Bila ditinjau melalui sudut pandang Aqidah, puasa Ramadhan merupakan satu bukti keimanan seseorang kepada tuhannya, puasa Ramadhan merupakan satu bukti keterikatan seorang hamba dengan Rab-nya, dan juga puasa Ramadhan merupakan satu bukti kebenaran keyakinan hati dan ungkapan lisan orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Oleh karenanya, hanyalah orang-orang yang beriman diantara manusia yang merasa terseru atau terpanggil untuk melaksanakannya.
    Sebagaimana firmanNya :
يٰـآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ .   
    “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan berpuasa atas diri kalian sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa”.
    Diawal ayat tersebut di atas terdapat kalimat seruan yang berbunyi “Wahai orang-orang yang beriman”, kalimat tersebut merupakan bukti atau dalil, bahwa puasa hanyalah dikhususkan bagi orang-orang yang beriman. Bukti nyata di sekitar kita, betapa banyak orang-orang yang mengaku sebagai hamba Allah, bahkan mereka mengaku sebagai muslim tetapi mereka merasa berat bahkan terbebani untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Hal inilah yang  dapat mengkatagorikan mereka sebagai orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT.  
2. Puasa Ramadhan jika ditinjau melalui sudut pandang ibadah
    Bila ditinjau melalui sudut pandang ibadah, puasa Ramadhan merupakan aktivitas yang sifatnya vertical langsung kepada Allah SWT. Dan puasa Ramadhan merupakan ibadah rahasia antara seorang hamba dengan tuhannya. Maka dari itu, puasa seseorang tidak akan dapat nikmati oleh orang lain dan puasa seseorang tidak pula dapat diambil manfaatnya oleh orang lain. Lain puasa lain pula zakat, sadaqoh dan infak-infak lainnya yang diniatkan karena Allah, namun masih dapat dirasakan dan dinikmati oleh orang lain.
    Sabda Rasulullah SAW dalam Hadits Qudsi : Allah SWT berfirman :
كُلُّ عَمَلِ بْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَـامُ فَإِنَّـهُ لِيْ وَأَنَـا أُجْزِيْ بِهِ .
     “Semua perbuatan (ibadah) anak Adam itu akan kembali kepada dirinya kecuali puasa, ia adalah milkku dan Akulah yang akan memberikan pahalanya”
     Hadits Qudsi di atas memberikan suatu bukti penjelasan bahwa puasa merupakan ibadah rahasia antara seorang hamba dengan tuhannya yaitu Allah SWT. Lain halnya dengan shalat, zakat maupun haji. Gerakan-gerakan dan tanda-tanda dalam ibadah-ibadah tersebut sangatlah jelas dan nyata di mata manusia, sedangkan puasa tidaklah demikian. Maka, ketika ada seseorang yang banyak membuang ludah (air liur) pada siang hari, belum tentu ia tengah melaksanakan ibadah puasa. Sulit diduga dan sulit pula diterka seseorang yang benar-benar tengah melaksanakan ibadah puasa karena iman kepada Allah dan karena mengharapkan keridhoanNya, hanyalah Allah yang mengetahuinya. Dan berapa banyak orang-orang yang meninggalkan makan dan minum di siang hari selama bulan Ramadhan, namun mereka tidak mendapatkan pahala apapun dari puasanya. Sebagai sabda Rasulullah SAW :
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ الجَزَاءُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوْعُ وَالعَطَسُ .
     “Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi mereka tidak mendapatkan pahala apapun dari puasanya kecuali hanyalah lapar dan dahaga”.  
3. Puasa Ramadhan jika ditinjau melalui sudut pandang pendidikan.
     Bila ditinjau melalui sudut pandang pendidikan, puasa Ramadhan merupakan serangkaian aktivitas pelatihan yang mendidik para pelakunya untuk menjadi orang-orang yang sabar, menjadi orang-orang yang tekun dan menjadi orang-orang yang selalu berserah diri kepada tuhannya. Maka dari itu, seseorang yang tengah melaksanakan puasa, sedikit saja ia tidak mau bersabar, tekun dan berserah diri, puasanya akan menjadi bebeban yang teramat berat bagi dirinya.
     Puasa Ramadhan juga merupakan serangkaian aktivitas pelatihan yang mendidik para pelakunya agar menajdi orang-orang yang memiliki toleransi (kepedulian) yang tinggi terhadap sesama. Batapa tidak, ketika seseorang tengah melaksanakan puasa ia akan merasakan lapar dan dahaga, seperti apa yang dirasakan oleh kaum fakir miskin dalam keseharian mereka.
     Maka sekeras apapun hati seseorang, jika ia tempa dengan cara berpuasa yang benar bukan hanya sekedar meninggal makan dan minum pada siang hari, tetapi ia pun harus mampu mengendalikan hawa nafsunya, insyallah hati yang sekeras batu pun akan menjadi lunak karenanya, karena memang puasa mendidiknya demikian.
     Puasa Ramadhan juga merupakan serangkaian aktivitas yang mendidik para pelakunya agar menjadi orang-orang yang berdisiplin waktu. Oleh karenanya, seseorang yang puasanya ingin dibenarkan secara syari’at, ia harus berdisiplin waktu, ia tidak boleh makan dan minum pada sembarang waktu, ia harus tahu kapan diperbolehkannya mulai makan dan minum dan kapan pula harus mengakhirinya, ia tidak boleh mendahulukan waktu berbuka dan tidak boleh pula terlambat mengakhiri makan malam walaupun hanya satu jam, karena hal itu akan membuat puasanya menjadi batal.
     Jika berbagai pendidikan yang didapatkan dari puasa, kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, niscaya tak seorang pun diantara kita yang akan mengalami kegagalan dalam hidupnya untuk meraih kebahagian baik di dunia maupun akhirat.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd !
Kaum Muslimin rahimakumullah !
            Apa yang Allah harapkan dari dan dengan diwajibkannya puasa atas diri kita dan umat-umat sebelum kita?. Kata Allah “La’allakum Tattaqun” diakhir ayat 185 dalam Surat Al-baqarah, yang artinya mudah-mudahan kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa. Dalam ayat tersebut sangatlah jelas sekali, bahwa Allah hanyalah memberikan harapan bagi orang-orang yang berpuasa untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa, adapun reaslisasinya atau perwujudannya dikembalikan kepada usaha kita masing-masing, dan Allah tidak memberikan jaminan bagi orang-orang yang berpuasa untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa.
Maka dari itu, mari kita berusaha untuk merealisasikan atau wujudkan apa yang diharapkan Allah dari kita sekalian setelah kita dilatih dan ditempa selama bulan Ramadhan, yaitu menjadi orang-orang yang bertaqwa. Dan diantara usaha untuk merealisasikan harapan tersebut :
  1. Mari kita bawa kesakralan (kesucian) bulan Ramadhan pada bulan-bulan berikutnya.
  2. Mari kita terapkan pendidikan puasa Ramadhan dalam aktivitas harian kita pada bulan-bulan berikutnya.
  3. Mari kita sinambungkan aktivitas-aktivitas bulan Ramadhan baik yang sifat vertical maupun yang sifatnya horizontal pada bulan-bulan berikutnya.
Jika pada bulan Ramadhan kita rajin mengingat Allah dan menyebut AsmaNya, maka pada bulan Syawal dan seterusnya mestianya kita harus lebih rajin lagi melakukannya. Jika pada bulan Ramadhan kita tekun melaksanakan shalat malam, maka pada bulan Syawal dan seterusnya mestinya harus lebih tekun lagi. Demikian pula, jika pada bulan Ramadhan kita rajin menginfakkan sebagian harta kita, mestinya pada bulan-bulan berikutnya kita harus lebih rajin pada bulan-bulannya. Bukankah yang demikian itu adalah ciri-ciri orang-orang yang bertaqwa. Sebagaimana firmanNya :
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُـوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُـوْنُ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُـوْنَ
" Yaitu orang-orang yang selalu beriman terhadap yang ghaib, dan selalu mendirikan shalat sertaselalu  menafkahkan sebagian harta yang telah dianugrahkan kepadanya".

 Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd !
Kaum Muslimin rahimakumullah !
            Akhir dari segala harapan kita, tidak hanya kesucian diri dan kemenangan melawan hawa nafsu yang kita harapkan, akan tetapi mudah-mudahan puasa yang baru saja kita sempurnakan pada hari kemarin akan diterima oleh Allah SWT dan menjadi amal ibadah yang akan mempertemukan kita dengan Allah SWT di akhirat kelak. Amin Ya Rabbal 'Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الأَيٰتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ
فَاسْـتَغِْرُوْهُ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُالرَّحِيْمُ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar