Curhat Neta: Pengertian Aqidah

Jumat, 11 Maret 2011

Pengertian Aqidah


Pengertian Aqidah Secara Etimologi
          Pengertian Aqidah secara etimologi diambil dari kata ‘aqd artinya ikatan atau janji. Maka ketika seseorang memberikan statemen (pernyataan) bahwa dirinya memiliki aqidah (kayakinan) terhadap sesuatu, berarti ia telah mengikatkan dirinya atau hatinya terhadap sesuatu atau dia telah mengikat janji dengan sesuatu.
Oleh karena itu, maka aqidah tidak hanya dimiliki oleh penganut suatu agama tertentu saja, tetapi ia dimiliki oleh setiap orang atau setiap penganut agama apapun di dunia, baik ia sebagai penganut paham monotheisme maupun politheisme dan lain sebagainya.
          Bahkan seorang Fir’aun pun yang katanya anti tuhan dan mendeklarasikan dirinya sebagai tuhan dihadapan para pengikutnya, ternyata ia sebenarnya mengakui dalam bathinnya adanya tuhan Musa AS. yaitu Allah SWT.
Firman Allah Ta’ala :
قَالَ لَقَدْعَلِمْتَ مَاأَنْـزَلَ هٰؤُلاَءِ إِلاَّرَبُّ السَمٰـوَاتِ وَالأَرْضِ بَصَـائِرَ وَإِنِّيْ لأَظُنُّكَ يٰفِـرْعَوْنُ مَثْبُوْرًا ﴿۱۰۲﴾
“Musa menjawab, sesungguhnya kamu telah mengetahui bahwa tiada yang menurunkan mu’jizat-mu’jizat itu kecuali tuhan yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata, dan sesungguhnya aku mengira kamu hai Fir’aun seorang yang akan binasa.”[1]
          Demikian pula halnya kaum komunis yang menganut paham atheisme (anti tuhan) dan tidak mengakui adanya agama-agama di dunia. Kenyataan yang sebenarnya yang terdapat dalam bathin mereka, adalah adanya pengakuan terhadap Dzat Yang Maha Kuasa ketika mereka mengalami kebuntuan jalan pemikiran dan kekandasan kreatifitas.
Namun kesombongan merekalah yang membuat sikap anti tuhan dan anti agama-agama yang mereka ekspresikan lewat perkataan maupun perbuatan.
Firman Allah Ta’ala :
أَمْ خُلِقـُوْا مِنْ غَيْرِشَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخٰلِقـُوْنَ ﴿۳٥﴾ أَمْ خَلَقُوْا السَّمٰوَاتِ وَالأَرْضَ بَلْ لاَيُوْقِنُـوْنَ ﴿۳٦﴾
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri); Ataukah mereka yang menciptakan langit dan bumi itu ? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).”[2]
Firman Allah Ta'ala :
وَجَحَدُوْا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَآ أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ
“Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)Nya.”[3]

Pengertian Aqidah Secara Terminologi
          Pengertian Aqidah secara terminologi atas dasar kesepakatan para Ulama Salaf[4] adalah ikatan-ikatan atau janji-janji antara individu seorang muslim dengan Tuhannya Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan ikatan-ikatan atau janji-janji tersebut dinamakan juga pokok-pokok keimanan (rukun iman) yang enam. Namun walaupun demikian, disana masih terdapat perkara-perkara lain yang mutlak harus di-imani, seperti mengimani adanya jin, iblis, syaitan, ifrit dan lain sebagainya.


[1] Al-Isra 102
[2] Ath-Thuur 35-36
[3] An-Naml 14
[4] Ulama yang hidup pada zaman sahabat, zaman tabi’in, dan zaman tabi’it-tabi’in.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar