Curhat Neta: SIKAP UMAT ISLAM TERHADAP NON MUSLIM

Sabtu, 21 Mei 2011

SIKAP UMAT ISLAM TERHADAP NON MUSLIM

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh !
Allah Ta'ala berfirman :
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ ۚ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ أَشِدَّآءُ عَلَىْ الْكُفَّارِرُحَمَآءُ بَيْنَهُمْم  
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras (tegas) terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”.
(Al-Fath 29)
          Mengacu kepada ayat tersebut diatas, maka jelaslah bahwa orang-orang yang bersama muhammad saw yaitu seluruh umat Islam yang kita semua termasuk didalamnya, mereka adalah orang-orang selalu bersikap keras ataupun tegas bukan kejam terhadap orang-orang non muslim. Namun dibalik kekerasan dan ketegasan itu, mereka selalu bersikap lemah-lembut terhadap sesamanya.
          Kemudian muncul-lah sebuah pertanyaan dalam diri kita sekalian, apakah orang-orang yang bersama Muhammad saw yaitu seluruh umat Islam yang kita termasuk didalamnya selalu bersikap keras atau tegas terhadap orang-orang non muslim dalam segala hal ? Tidak tentunya. Sebab sikap keras atau tegas yang termaktub dalam ayat tersebut diatas dan yang wajib ditunjukkan oleh umat Islam terhadap mereka, adalah sikap keras dan tegas dalam urusan agama, baik perkara aqidah maupun ibadah. Islam tidak melarang umatnya bekerja sama dengan orang-orang non muslim untuk membangun dunia dan membuat stasiun luar angkasa sekalipun, tetapi Islam melarang umatnya bekerja sama dengan orang-orang non muslim dalam urusan agama (masalah aqidah maupun ibadah). Maka dalam ajaran agama Islam tidak dikenal istilah do’a bersama dengan orang-orang non muslim, seperti yang pernah dilakukan oleh sebahagian umat Islam bahkan pernah diikuti pula oleh seorang penceramah kondang; dan yang ada adalah sama-sama berdo’a. Mereka berdo’a kepada Tuhannya sedangkan kita berdo’a kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mereka berdo’a melalui sembahyangnya sedangkan kita berdoa’a melalui shalat, sebab pengertian shalat dan sembahyang sangat jauh berbeda. Shalat adalah sesuatu yang diawali oleh takbir dan diakhiri oleh salam, sedangkan sembahyang tidak demikian adanya.
         Dari ayat tersebut diatas, kita juga dapat mengambil dua pelajaran berharga yang erat kaitannya dengan perkara aqidah yang merupakan dasar agama Islam dan pondasi seluruh amal ibadah. Yaitu sikap “Wala’” dan sikap “Bara’”.  Dr. Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, beliau seorang anggota Majlis Ulama Kerajaan Saudi Arabia telah memberikan pengertiannya tentang kedua sikap tersebut dalam bukunya Muqrrar Tauhid. Kata beliau, sikap “Wala’” adalah sikap loyal (simpati) terhadap umat Islam dengan mencintai mereka, memberikan pertolongan kepada mereka, tinggal bersama mereka, dan melindungi mereka dari fitnah atau gangguan musuh-musuh mereka. Sedangkan yang dimaksud dengan sikap “bara’” adalah sikap antipati terhadap orang-orang non muslim (kafir) dengan memutuskan hubungan (ikatan) bathin dengan mereka, tidak lagi mencintai mereka, memberikan pertolongan kepada mereka walaupun hanya sebatas do’a yang kita berikan. Sebab kata Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Surat A-Taubah 113 :
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum Kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam”.
         Sikap “Wala’” dan sikap “Bara’” adalah dua sikap yang wajib dimiliki oleh setiap individu umat Islam. Apalagi jika mengingat kembali berbagai peristiwa yang pernah terjadi atas  Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam semasa hidupnya. Orang-orang Kafir Quraisy Makkah, mereka adalah suatu kaum yang tidak pernah berhenti melontarkan caci maki bahkan lemparan batu kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, karena mereka tidak memahami missi yang dibawa oleh beliau. Dan yang paling menyakitkan hati umat Islam adalah teror moral mereka tarhadap beliau dan para sahabatnya dengan mengatakan bahwa Al-Qur’an  “Min sya’irin majnun” (Al-qur’an adalah hasil karya seorang penyair yang gila).
         Sepeninggal beliau atau setelah beliau meninggal dunia, ternyata orang-orang kafir tidak pernah berhenti melontarkan cacian dan fitnah terhadap Islam dan umatnya. Terbukti, munculnya manusia terkutuk bernama Salman Rusydi yang menyerang Islam dan umatnya dengan bukunya berjudul “The Satanic Verses” (Al-qur’an adalah ayat-ayat syetan). Atas perbuatannya, kemudian Salman Rusdi menjadi orang yang paling diburu oleh umat Islam pada saat itu dan kepalanya dihargai oleh Ayatullah Rahullah Khumaini dengan 100 kg emas murni.
          Jerakah orang-orang non muslim atau orang-orang kafir melontar cacian dan fitnah terhadap Islam dan umatnya setelah itu ?. Ternyata tidak, sebab muncul kembali manusia terkutuk yang berani membuat karikatur Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wa Sallam yang digambarkan sebagai seorang teroris. Nasib pembuat karikatur tersebut pun sama, ia tidak hanya diburu oleh umat Islam, tetapi ia pun dihargai kepalanya dengan satu juta dollar Amerika Serikat oleh putra Ayatullah Rahullah Khumaini pemimpin Republik Islam Iran.
          Dan muncul kembali serangan fitnah dari mereka terhadap Islam dan umatnya dengan munculnya sebuah film berjudul “Fitna” yang dirilis lewat situs internet pada hari Kamis tanggal 27 maret 2008 karya manusia terkutuk bernama Gireet Wilders, seorang politikus Pemimpin Sayap Kanan asal negara Kincir Angin (Belanda). Ia bernasib lebih hina lagi, sebab tidak saja umat Islam yang memburu dirinya saat ini, akan tetapi para pengusaha negeri Kincir Angin pun siap menyeret dirinya ke meja hijau jika negara-negara yang mayoritas penduduknya umat Islam memboikot pruduk negeri tersebut.
          Serangan apapun yang mereka lancarkan dan fitnah sekeji apapun yang mereka lakukan, sekali-kali mereka tidak akan pernah mampu memadamkan cahaya dan syi’ar Agama Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagai firman-Nya dalam Surat Ash-Shaff 8 :  
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".

Wallahu'alamu Bish-shawab !
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar