Pada satuan pendidikan, setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya, pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, dan menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan. Kalau ia berprestasi akan mendapatkan beasiswa dan kalau orangtuanya tidak mampu membiayai, dia akan dibebaskan dari beban biaya pendidikan.
Namun, dalam prosesnya tidak semua peserta didik mau dan mampu memanfaatkan kesempatan layanan pendidikan itu. Dalam prosesnya, pendidikan itu tidak jarang terganggu oleh berbagai kepentingan dan sikap negatif. Dalam prosesnya tidak jarang peserta didik terjerumus pada jalan pintas, misalnya dia masuk sekolah tertentu dengan lewat jalan pintu belakang, untuk naik kelas, berprestasi di sekolah atau lulus sekolah dengan nilai tinggi dilakukan dengan menyontek, kerja sama, bantuan joki, mencari bocoran soal, dan sebagainya.
Akibatnya, sering dijumpai kesenjangan antara kemampuan siswa dan nilai yang diraih siswa. Tidak sedikit lulusan SD nilai matematikanya bagus ketika di sekolah lanjutan nilai prestasi matematikanya jeblok kurang dari KKM. Tidak sedikit lulusan SLTA yang meraih nilai ujian nasional (UN) cukup tinggi, tetapi tidak lolos masuk dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Tidak sedikit lulusan PT yang dengan indeks prestasi bagus, tetapi ketika terjun ke masyarakat dan dunia kerja tidak bisa apa-apa. Tidak sedikit lulusan suatu jenjang pendidikan yang tidak percaya diri dan belum mandiri. Selanjutnya klik disini
Namun, dalam prosesnya tidak semua peserta didik mau dan mampu memanfaatkan kesempatan layanan pendidikan itu. Dalam prosesnya, pendidikan itu tidak jarang terganggu oleh berbagai kepentingan dan sikap negatif. Dalam prosesnya tidak jarang peserta didik terjerumus pada jalan pintas, misalnya dia masuk sekolah tertentu dengan lewat jalan pintu belakang, untuk naik kelas, berprestasi di sekolah atau lulus sekolah dengan nilai tinggi dilakukan dengan menyontek, kerja sama, bantuan joki, mencari bocoran soal, dan sebagainya.
Akibatnya, sering dijumpai kesenjangan antara kemampuan siswa dan nilai yang diraih siswa. Tidak sedikit lulusan SD nilai matematikanya bagus ketika di sekolah lanjutan nilai prestasi matematikanya jeblok kurang dari KKM. Tidak sedikit lulusan SLTA yang meraih nilai ujian nasional (UN) cukup tinggi, tetapi tidak lolos masuk dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Tidak sedikit lulusan PT yang dengan indeks prestasi bagus, tetapi ketika terjun ke masyarakat dan dunia kerja tidak bisa apa-apa. Tidak sedikit lulusan suatu jenjang pendidikan yang tidak percaya diri dan belum mandiri. Selanjutnya klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar