Curhat Neta: Dakwah yang berhasil adalah dakwah yang didasari keikhlasan

Jumat, 15 Juli 2011

Dakwah yang berhasil adalah dakwah yang didasari keikhlasan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hamdan Lillah wa Syukron Lillah, Ashsholatu wa As-Salamu 'ala Rasulillah Shallallahu 'alaihi wasallam, wa ba'du !
Pengertian dakwah adalah menyeru manusia kepada ajaran Allah dan RasulNya, yang meliputi :

1.      Al-Amru bil Al-Ma’ruf  (menyeru kepada kebajikan);
2.      An-Nahyu ‘ani Al-Munkar (mencegah dari kemungkaran).
Karenanya, dalam berdakwah tidak hanya menyeru manusia agar melakukan kebajikan, memurnikan keyakinannya kepada Allah SWT dan menta’ati semua perintahNya. Tetapi, dalam berdakwah mesti adanya upaya untuk menyeru manusia agar menjauhi dan meninggalkan segala kemaksiatan maupun kedurhakaan kepada Allah SWT.
Diantara kedua tujuan tersebut diatas, terkadang tujuan kedua (mencegah dari perbuatan keji atau kemungkaran) itu jauh lebih sulit daripada menyeru kepada kabajikan. Faktanya berapa banyak manusia dengan mudahnya meyakini adanya kekuatan Allah SWT, tetapi sulit bagi mereka untuk mengingkari adanya kekuatan selain kekuatanNya. Berapa banyak manusia yang dengan mudah melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, namun betapa sulit bagi mereka untuk bisa menginggalkan segala apa yang dilaranganNya.
Adapun sistematika dakwah agar sampai kepada kedua tujuan diatas, yaitu menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari perbuatan keji dan kemungkaran diantaranya :
1.   Berdakwah harus berdasarkan pada ilmu, sebagaimana Allah SWT berfirman :
äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4
"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah (pelajaran yang baik) dan bantahlah mereka dg cara yg lebih baik. "(An-Nahl: 125).
Dalam ayat diatas telah dijelaskan bahwa berdakwah harus berdasarkan pada ilmu atau pelajaran yang baik, bukan berdasarkan pada kata dusta, gelak tawa dan ungkapan-ungkapan fahisy (keji) seperti yang selama ini kita saksikan adanya.
2.   Berdakwah harus bermuara /bertujuan kepada ajaran Allah / agama Allah semata.  
 ö@è% ¾ÍnÉ»yd þÍ?ŠÎ6y (#þqãã÷Šr& n<Î) «!$# 4 4n?tã >ouŽÅÁt/ O$tRr& Ç`tBur ÓÍ_yèt6¨?$# ( z`»ysö6ßur «!$# !$tBur O$tRr& z`ÏB šúüÏ.ÎŽô³ßJø9$#
“Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah Terbitkan Entridengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Yusuf 108).
Merujuk kepada ayat tersebut diatas, jelaslah bahwa tujuan dakwah hanyalah Allah dan ajaranNya. Lalu munculah sebuah pertanyaan, bagaimana dengan sebahagian umat Islam yang menyeru manusia agar mengikuti kelompok/mazhab tertentu, organisai tertentu dan semacamnya? Kesatuan ukhuwah Islamiyah-kah yang akan mereka peroleh atau sebaliknya justru perpecahan umat yang akan terjadi? Ironinya, perbedaan-perbedaan persepsi tersebut sampai mereka bawa kedalam mushola atau kedalam masjid. Dan akhirnya terjadilah apa yang biasanya terjadi, seperti adanya dua atau tiga kelompok shalat jama’ah dalam satu mushola atau satu mesjid. Rasulullah SAW dan para sahabatnya tidak pernah melakukan hal yang demikian. Lalu layakkah mereka disebut pengikut ajaran Rasulullah SAW atau mereka lebih layak disebut para pengikut hawa nafsu yang panatik terhadap guru atau tokoh agamanya.
Sabda Rasulullah SAW :
“Hindarilah kepanatikan dalam urusan agama, telah hancur orang-orang sebelum kalian akibat kepanatikan mereka terhadap tokoh-tokoh agamanya”.
Kesuksesan dalam berdakwah adalah harapan kita semua, meskipun terkadang masih terjadi diantara kita adanya berbedaan persepsi dan sistematika dalam berdakwah sesuai dengan kemampuan kita masing-masing dalam menyerap dan memahami dalil-dalil Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Dan tidak ada faktor dominan yang bisa menghantarkan kita kepada kesuksesan dalam berdakwah selain KEIKHLSAN (kemurnian) NIAT hanya untuk Allah SAW, dan tidak tercemari oleh obsesi (tujuan) dunia, dan tidak pula tercemari oleh obsesi kemenangan sebuah oraganisasi atau kelompok tertentu. Sebab kata Rasulullah SAW bahwa kelompok yang akan selamat adalah :
هُمْ مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَـابِيْ
“Mereka yang mengikuti ajaranku pada masaku dan ajaran para sahabatku” 
Wallahu a'lamu bishshawaab !  
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar